Berita

Pengurus DPD Fokan Jawa Timur Dilantik, Bupati Bangkalan: Angka Penyalahgunaan Narkoba Harus Diturunka

Diterbitkan

-

Pengurus Fokan saat dilantik
Pengurus Fokan saat dilantik

Memontum Bangkalan – Sejumlah pengurus Dewan Presidium Daerah (DPD) Forum Organisasi Kemasyarakatan Anti Narkoba (FOKAN) Jawa Timur dan Sinergi Nawacita Madura dilantik pada Jumat, (21/2/2020). Pelantikan dilakukan langsung oleh Ketua Umum Fokan, Jefri Tambayong di Pendopo Bupati Bangkalan. Zaenab Zuraidah, Istri bupati Bangkalan ditunjuk langsung menjadi ketua Fokan Jatim. Ia bersama sejumlah anggotanya dilantik dan dihadiri langsung oleh Ketua TP PKK Jawa Timur Arumi Bachsin Dardak.

Pelantikan ini juga dihadiri langsung oleh Irjen Pol. Drs. Arman Depari selaku Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Pol. Puji Sarwono (Deputi Huker BNN), Prof. RM. Suryo Atmanto Ketum SNCI, Brigjen Pol. Dr. Victor Pudjiadji (Kelompok Ahli BNN), Brigjen Pol. (p) Drs. Siswandi, Ketua Umum GPAN & jajaran pengurus Jawa Timur, Nyoman Adi Perry S.H. Ketua Umum Gannas & jajaran pengurus Jawa Timur.

Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol. Drs. Arman Depari berkesempatan memberikan pembekalan kepada seluruh pengurus dan peserta. Namun sebelum itu Arman mengucapkan selamat kepada Zainab Zuraidah Latif yang mendapat dua amanah sekaligus sebagai Ketua FOKAN Jawa Timur dan Ketua DPW SNCI Pulau Madura.

Ibu Zaenab luar biasa, selamat atas pelantikan hari ini. Dua jabatan sekaligus sangat luar biasa yang daerah kerjanya bukan hanya di Bangkalan, tetapi seluruh Jawa Timur,” kata Arman Depari, seraya menyebut sosok Zaenab sebagai ‘Ibu Srikandi Tulen”.

Advertisement

Lebih lanjut Jenderal berpenampilan parlente ini memaparkan tentang narkoba dalam pembekalannya kepada seluruh peserta. Bicara masalah narkoba, kata Arman, tidak akan ada habisnya. Banyak sekali cerita dan peristiwa. “Narkoba ini adalah musuh kita bersama. Saya tidak akan jelaskan apa itu narkoba baik jenis dan dampaknya. Tapi yang jelas kita tahu, narkoba ini adalah satu barang yang dilarang, berbahaya dan memang tidak boleh digunakan kita untuk apapun,” jelas Arman Depari.

Arman mengatakan, jika dulu narkoba biasa berada di tengah masyarakat, khususnya di perkotaan. Tapi saat ini bukan lagi di perkotaan, bahkan sampai ke seluruh desa. “Dalam satu acara di suatu kabupaten saya menanyakan, apakah ada di antara bapak-bapak yang hadir, satu kecamatan saja yang berani mendeklarasikan daerahnya bersih dari narkoba. Ternyata, satu pun tidak ada. Jangankan kecamatan, sampai ke desa dan kampung pun tidak ada yang berani,” ungkap Deputi Pemberantasan BNN.

Arman menambahkan, sekitar 3,8 – 4 juta orang saat ini menjadi pengguna narkoba di Indonesia. Jika dibandingkan dengan jumlah suatu negara, seperti Singapura yang kurang lebih penduduknya 4 juta, maka pengguna narkoba di Indonesia sama dengan jumlah satu negara di luar. “Bapak Presiden kita menyampaikan Indonesia saat ini sudah masuk dalam situasi ‘Gawat Narkoba’. Gawat darurat, tentu ini ada argumentasinya agar kita tahu dan memahaminya,” kata Arman.

Pertama, kata Arman Depari, dari masalah kejahatan yang ditimbulkan penyalahgunaan narkoba. Jika satu rumah tangga ada anggota keluarnya ada yang menjadi pengguna narkoba, maka dalam keluarga itu tidak akan pernah tenang dan pasti terjadi masalah.

Advertisement

“Seperti pencurian, anak tidak bayar uang sekolah dan belanjakan uang jajan yang diberikan, tapi semuanya digunakan untuk membeli narkoba. Kalau tidak ada itu, maka pasti mereka akan cari mulai mencuri, memeras kecil-kecilan di sekolah dan barang kali di rumah juga sering kehilangan barang. Bagi orang tua yang sudah terkena narkoba, yang sering terjadi itu KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga),” ungkap Arman Depari.

Kedua, lanjut Jenderal Arman, dari dampak kesehatan semua tahu, narkoba adalah obat yang seharusnya tidak bisa digunakan sembarangan dan beredar di pasaran gelap yang tidak diketahui apa bahan dan siapa yang pernah kontrol baku mutunya. “Tapi itulah yang dibeli anak kita di luar. Maka yang paling sering terjadi adalah penyakit-penyakit yang menular. Pertama kali yang paling banyak kita temukan adalah HIV/AIDS bagi mereka yang menggunakan jarum suntik itu sangat rentan,” jelas Arman.

Usai acara pelantikan digelar, Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron berharap angka penyalahgunaan narkoba dapat diturunkan. Ia juga berharap, melalui Fokan, para remaja lebih bisa diselamatkan dari narkoba.

“Narkoba itu salah satu faktor perusak generasi bangsa. Dengan adanya Fokan ini saya berharap angka penyalahgunaan dapat ditekan dan lebih banyak generasi bangsa yang diselamatkan,” terangnya.

Advertisement

Senada dengan bupati, Ketua Umum Fokan Jefri Tambayong berharap Zaenab bisa memerangi narkoba,utamanya di generasi penerus bangsa. “Generasi bangsa harus diselamatkan dari bahaya narkoba. Semoga dengan kepemimpinan beliau, angka penyalahgunaan dapat menurun bahkan dihabiskan,” tuturnya.

Sementara itu, Zaenab Zuraidah berkomitmen akan menggandeng seluruh pihak untuk memerangi narkoba. Ia mengatakan, akan berperan aktif untuk menggalakkan bahaya narkoba.

“Tujuan kami, Jawa Timur bisa bersih dari narkoba. Kami akan aktif menggalakkan perang terhadap narkoba dan juga menggandeng seluruh pihak untuk hal ini ,” pungkasnya. (isn/nhs/yan)

 

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas