Pendidikan

Universitas Trunojoyo Uji Coba Tanam Jagung Inovasi, Satu Hektar Sawah Mampu Produksi 7 Ton

Diterbitkan

-

Panen Raya jagung oleh rektor UTM,Bupati, Kadis Pertanian provinsi serta perwakilan BI di Desa Duko Tambin, Kecamatan Tragah,Bangkalan Senin (4/11/2019)
Panen Raya jagung oleh rektor UTM,Bupati, Kadis Pertanian provinsi serta perwakilan BI di Desa Duko Tambin, Kecamatan Tragah,Bangkalan Senin (4/11/2019)

Memontum Bangkalan – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) kembali berhasil melakukan inovasi baru dalam dunia pertanian khususnya produksi jagung. Di inovasi ketiganya ini, UTM mampu memproduksi jagung sebanyak 7 ton dalam satu kali panen dengan luas sawah satu hektare.

Produktifitas jagung ini disebut juga lebih efisien, pasalnya tak membutuhkan banyak penggunaan air dan juga waktu panen lebih singkat. Dibandingkan produk jagung biasa yang hanya bisa memproduksi 2 ton dalam satu hektar lahan dengan kurun waktu 90 hari masa panen, jagung inovasi ini bisa memproduksi dengan 3 kali lipat yakni 7 ton dalam satu hektare, itupun dengan jangka waktu 78 hari.

Diketahui, Bangkalan sendiri memiliki lahan yang cocok untuk penanaman jagung seluas 60.624 hektare. Lahan ini bisa sangat meningkatkan ketahanan pangan jika secara aktif ditanami jagung inovasi UTM tersebut.

“Namun kami masih sedikit terkendala kesadaran para petani untuk mau berpindah ke kualitas jagung super kami, padahal jika itu dimanfaatkan akan sangat membantu perekonomian masyarakat,” terang Rektor UTM, Muh Syarif.

Advertisement

Saat ini kebutuhan jagung di jawa timur 95 persen digunakan untuk pakan ternak, sedangkan 5 persen digunakan untuk konsumsi. Jika dilihat secara real, kebutuhan pakan ternak sebanyak 2,4 juta ton sedangkan untuk konsumsi sebanyak 122,7 ribu ton. Jawa timur sendiri tiap tahunnya memproduksi sebanyak 6,9 juta ton jagung dengan nilai surplus 4,3 juta ton.

Dengan angka ini, maka jawa timur mampu menyumbang 22 persen jagung untuk nasional. Dengan adanya produksi jagung inovasi ini jika diterapkan di seluruh Madura, maka pulau madura bisa menjadi sentra jagung nasional.

Bupati Bangkalan, R Abdul Latif Amin Imron menyampaikan, selain produk yang unggul perlu adanya kerjasama berbagai pihak agar produksi jagung dapat dinikmati petani. Saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak agar saat masa panen tiba, petani tidak kewalahan akan menjual hasil panennya.

“Perlu adanya kerjasama berbagai pihak, terlebih pada saat jagung telah dipanen maka masyarakat perlu wadah untuk penjualannya. Itu yang saat ini masih kami cari solusinya,” ucap Bupati Bangkalan, R Abdul Latif Amin Imron. (Isn/nhs/yan)

Advertisement

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas