Jempolan

Mujiburrohman, Penjual Pisang Goreng Kini Jadi Ketua Komisi A

Diterbitkan

-

Ketua Komisi A DPRD Bangkalan, Mujiburrohman
Ketua Komisi A DPRD Bangkalan, Mujiburrohman

Memontum Bangkalan – Kisah inspiratif datang dari salah satu anggota DPRD Bangkalan yang saat ini menjabat jadi ketua komisi C DPRD Bangkalan, Mujiburrohman. Ia telah terbiasa memeras keringat sejak duduk di bangku sekolah dasar dengan berjualan pisang goreng buatan ibunya, almarhumah Siti Sutiyah.

Mujib kecil yang saat itu merupakan anak laki-laki tertua dari 18 bersaudara, turut memikul bertanggungjawab untuk membantu ekonomi keluarganya. Berbekal pisang goreng buatan ibunya, ia menjajakan makanan ringan tersebut sembari bersekolah.

Usahanya menjual pisang goreng terus dilakukan dan terhenti saat ia duduk di bangku SMP. Bukan karena tak mau berjualan, namun sang ibu meninggalkan ia, ayahnya dan saudaranya yang lain untuk selamanya.

Ujian itu makin membuat Mujib kecil tumbuh dan terbentuk menjadi pribadi yang semakin kuat. Selepas SMA, ia mencoba mengadu nasib ke ibukota untuk menjadi buruh mingguan di salah satu perusahaan.

Advertisement

Tak hanya menjadi buruh, ia pun pernah mengadu nasib menjadi kernet dan supir truk di Jakarta. Merasa telah memiliki sedikit modal, iapun pulang ke tanah kelahirannya di Desa Pakaan Dejeh kec Galis Bangkalan. Dengan modal seadanya, ia nekat membuka toko kelontong dan berkuliah.

Tak lama kemudian, ia menikah dengan Siti Nur Anisa. Dari situlah, pintu rezekinya mulai terbuka perlahan. Ia terus mengumpulkan hasil dari toko kelontonganya tersebut. Jiwa enterpreneur yang semakin kuat, membuatnya kembali nekat membuka toko material.

“Tidak ada kehidupan yang berjalan mulus, saat memulai usaha baru di toko material saya pernah hanya mendapat laba empat ribu rupiah. Hal itu tidak menyurutkan tekat saya, terus mencoba dan mencoba. Jika patah, maka harus terus tumbuh,” ucapnya.

Jatuh bangun usahanya terus ia jalani, hingga akhirnya memiliki omzet puluhan juta dan puluhan karyawan. Bisnis itupun berjalan lancar, namun ia merasa harus mencari tantangan baru untuk hidupnya.

Advertisement

Kemudian ia memulai membuka relasi baru dan menjadi bagian dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Pengurus Pondok Pesantren dan beberapa relasi lain. Hal itu membuatnya menjadi tokoh desa hingga ia pernah mencalonkan diri sebagai kepala desa, namun nasib baik belum berpihak padanya.

Hingga akhirnya ia bergabung dengan partai gerakan indonesia raya (Gerindra) dan maju menjadi salah satu calon legislatif. Berkat kegigihannya dan dukungan dari masyarakat, ia mampu mendapatkan kursi di DPRD Bangkalan bahkan langsung menjadi ketua Komisi A.

“Saya memang tidak memiliki background politik, namun saya sebagai rakyat kecil yang terlahir dari keluarga serba kekurangan, saya memahami betul permasalahan dibawah seperti apa, itu yang membuat saya bertekat menjadi anggota DPRD untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat, terutama untuk desa saya,” ucapnya.

Ia pun kini enggan disebut sebagai pejabat, sebab kata itu akan membatasi dirinya dengan masyarakat. Ia lebih ingin dikenal sebagai Mujiburrohman, sosok yang terus berusaha membantu sesama dan melebur bersama masyarakat.

Advertisement

“Saat ini cita-cita saya cuma satu, bermanfaat untuk orang banyak. Saya tau betul rasanya susah seperti apa, jika dengan posisi yang ada saat ini saya bisa membantu, mengapa harus menolak,” tegasnya. (isn/nhs/yan)

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas