Pemerintahan

Pasien Covid-19 Bertambah, ‘New Normal’ Pesimis Diterapkan di Bangkalan

Diterbitkan

-

Pasien Covid-19 Bertambah, 'New Normal' Pesimis Diterapkan di Bangkalan

Memontum Bangkalan – Pemerintah pusat saat ini telah membahas penerapan new normal dalam masa pandemi Covid-19 ini. Namun, untuk di terapkan di Bangkalan, banyak pihak pesimis sebab kurva terus naik dan kesadaran masyarakat masih minim.

Rencana penerapan new normal tersebut bahkan tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang panduan pencegahan dan pengendalian corona virus disease 2019 (Covid-19) di tempat kerja perkantoran dan industri dalam mendukung keberlangsungan usaha pada situasi pandemi yang ditetapkan pada 20 mei 2020 oleh menteri kesehatan, Terawan Agus Putranto.

Meski begitu, Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan, Sudiyo mengaku pihaknya belum mendapat surat edaran dari keputusan tersebut. Sehingga pembahasan belum dilakukan hingga saat ini. Meski demikian, ia telah membentuk konsep new normal tersebut.

“Kita belum terima surat edarannya, jadi pembahasan belum dilakukan, namun konsep sudah ada. Secara garis besar kita bisa kembali melakukan aktifitas dengan penerapan protokol sehingga seluruh kegiatan berjalan dengan aman,” ujarnya, Kamis (28/5/2020).

Advertisement

Namun demikian, pria berkacamata ini tak yakin new normal bisa berjalan baik di Bangkalan. Sebab, hingga kini berbagai tempat masih ramai dikunjungi masyarakat tanpa mengindahkan himbauan pemerintah untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19.

“Semoga bisa menekan angka penyebaran, walaupun tidak yakin,” ungkapnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Muhammad Fahad, Ketua DPRD Bangkalan, ia menilai Bangkalan belum siap dalam menerapkan new normal, sebab kurva pasien positif Covid-19 terus naik.

“Menurut saya belum siap (diterapkan new normal,red) sebab setiap hari angka pasien positif terus bertambah,” tuturnya.

Advertisement

Ia mengatakan, poin penting dalam penerapan new normal ini adalah kerjasama seluruh pihak terutama masyarakat untuk mengikuti anjuran pemerintah dan menerapkan protokol kesehatan dalam mencegah penyebaran virus asal cina tersebut.

Hal serupa disampaikan oleh Dosen sosiologi atau ahli sosiolog Universitas Trunojoyo Madura , Bangun Sentosa mengatakan konsep new normal bisa diterapkan di Bangkalan namun tidak bisa berjalan efektif seperti daerah lain.

“Bisa diterapkan, namun dengan kondisi masyarakat saat ini tidak bisa menekan kurva secepat daerah lain. Konsep ini dibentuk untuk wilayah dengan kondisi masyarakat yang sudah memiliki kesadaran tentang resiko dan upaya yang dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19,” terangnya.

Mengambil contoh kecil, menurut pemantauannya, fasilitas cuci tangan di berbagai tempat masih jarang digunakan oleh masyarakat meski telah disediakan didepan pintu masuk. Tak hanya itu, jaga jarak yang digaungkan pemerintah juga belum sepenuhnya diterapkan di Bangkalan.

Advertisement

“New normal sangat tepat diterapkan jika setiap orang disiplin dengan mindset utama menjaga jarak, merasa harus sehat, merasa orang lain juga berhak sehat, setiap orang berpotensi tertular, setiap orang juga mampu tidak tertular karena disiplin, dan seterusnya. disiplin diri, kepatuhan pribadi, ketaatan protokol kesehatan secara pribadi itulah yang akan membentuk kesadaran sosial pada masyarakat,” tambahnya.

Untuk mencapai hal tersebut, ia mengatakan perlu adanya sosialisasi secara masif di masyarakat. Tak hanya itu, keterlibatan semua pihak perlu terutama pihak yang memiliki pengaruh kuat untuk masyarakat.

“seperti yang saya amati langsung, sekali lagi memerlukan kesadaran eksternal dari tokoh agama dan tokoh masyarakat sebagai teladan untuk semua kalangan. Budaya patriarki religius di madura sangat kental,” tutupnya. (Isn/nhs/yan)

 

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas